Rabu, 26 Agustus 2015

Dongeng Berjangka (A6)

Dia tidak mungkin berlari tanpa tujuan...
Kalian, Kamu dan Dia berhenti diantara mimpi indah,
hilang diantara asa benci, membentuk bayang-bayang diantara semangat palsu.
Dan akhirnya satu sama lain mencoba membeku, kaku, terpaku hanya dihiasi senyum palsu.

Entah apa yang Dia pikirkan tentang kamu belakangan ini.
Entah apa yang terjadi, sampai Dia seperti ini, seminggu terakhir saat mengingatmu.
Malam memaksa Dia untuk menjelajahi jalan-jalan dimana kamu dan Dia selalu lewati.
Tapi tidak ada jawaban dari semua itu.

Mungkin yang Dia rasakan hanya ingin kembali pada saat-saat dimana Dia bahagia bersamamu.
Entah kenapa Dia melakukan itu dan entah apa yang akan terjadi besok dan seterusnya.
Malam begitu memaksa Dia mengenangmu.

Apa kamu bisa memaafkan salahnya?
Tolong jangan bilang kalau kamu memaafkan Dia,
karna itu yang akan membuat Dia "berhenti".

Dia harus tetap berjuang untuk semua rencana yang telah Dia susun.
Kamu tidak boleh memaafkan Dia dan tolong biarkan Dia tetap seperti ini dulu.

Sekedar ingin memberitahukanmu saja,
jantungnya sudah tidak stabil. Dia kini-muda-sakit-mungkin mati cepat.
Maka dari itu, Dia terus menuruti paksaan Malam untuk mengenangmu dijalan-jalan kamu dan Dia.

Kalian, kamu dan Dia begitu aneh.
Kamu mencoba "Benar", Dia memaksa "Mimpi".

Akankah dongeng ini berhenti diakhir bahagia?
atau akankah dongeng ini tetap menjadi dongeng?
Apakah benar bahwa pendosa tidak layak untuk sebuah pembenaran? -P16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar