Rabu, 25 Februari 2015

Dongeng Berjangka (A2)

Dia mungkin lupa atau mungkin terlalu lelah,
atau mungkin terlalu banyak meminum sesuatu yang dengan tambahan angka dan tanda persen dibelakangnya.
Dongeng ini harusnya sudah berakhir dan tak pernah ada lagi untuk bercerita tentangmu.
Tapi jari-jarinya memang tak punya daya ingat yang bagus.
Mungkin lebih tepatnya lagi saraf otak dan jemarinya sudah tak terkoneksi dengan baik.
Sampai-sampai jemarinya terus bergerak diatas keyboard komputernya,
melompat dan menginjak setiap huruf yang tersambung menjadi kata dan membentuk kalimat,
Kalimat yang lagi-lagi tentang kamu.

Sudah banyak tanda cinta yang Dia berikan selama tak bersama Kamu lagi.
DOA, ya doa yang hanya Dia berikan untuk Kamu.
Setiap Doa untukmu selalu Dia sampaikan kepada Tuhannya.
Untuk menjagamu, untuk memperhatikanmu, untuk membahagiakanmu dan untuk membuatmu tersenyum setiap harimu. Sekecil apapun senyum itu, akan selalu membuat kamu terlihat menarik.

Setiap jemarinya yang menuliskan tentangmu didongeng ini,
selalu dibimbing oleh bibirnya yang terus berucap sambil tersenyum.
Bahkan kedua matanya terus memeriksa setiap huruf yang ada,
seakan tak ingin ada kesalahan sedikit pun pada dongeng ini.
Maaf jika masih ada kesalahan dalam dongeng ini,
karena pasti Kamu tahu, salah adalah kepunyaannya.

Sepertinya dongeng ini ingin menceritakan sesuatu yang Dia rasakan,
setelah sudah sekian lama, benar-benar lama, sangat lama Dia tidak tahu bagaimana keadaan Kamu sebenarnya saat ini.

Bagi Dia, Kamu bukan lagi kenangan yang kadang membuatnya tersenyum dalam tangis
ataupun sakit dibalik tawa.
Tapi Kamu sudah menjadi ROH HALUS yang mendekat,
yang bisa membuat Dia bersandar dalam asa tubuhmu ketika Dia lelah,
dan Dia tersenyum...Tersenyum "gila", tapi itu menenangkannya dan menghilangkan lelahnya.

Rindunya tentangmu, tidak lagi menyakitkannya.
Cukup bagi Dia memejamkan matanya, Dia akan lihat Kamu selalu berkata "Dia" akan baik-baik saja.
KAMU, baik-baik yaa...
KAMU, tetaplah seperti itu dan jadikan dirimu selalu menjadi DIRIMU. -P16